Jumat, 09 Desember 2011

CERPEN

Cerpen Liburan
Liburan
Liburan semakin dekat, tapi Deni,Egi dan Diki belum juga memutuskan untuk pergi ke mana atau melakukan apa saat liburan nanti. Apalagi liburan mendatang adalah liburan akhir semester yang cukup panjang, nggak mungkin dilalui dengn begitu saja,Mereka pun berdiskusi untuk merencanakan liburannya di halaman sekolah setelah pulang sekolah.
“Perlu perencanaan yang matang, biar nggak menyesal belakangan.” Begitu kata Deni selalu.
Masalnya, baik Deni, Egy dan Diki punya ide sendiri-sendiri tentang cara menghabiskan liburan yang menyenangkan.
Menurut Deni, “Liburan ya liburan kegiatannya harus sesuatu yang benar-benar berbeda dari pada yang biasa kita lakukan sehari-hari, lokasinya juga berada biar begitu selesai liburan kita jadi fresh untuk menjalani rutinitas sehari-hari.”
Menurut Egy, “Liburan harus yang bisa menghasilkan, supaya semester depannya bisa liburan lagi. Dan itu berarti harus bisa menemukan kegiatan mencari penghasilan yang menyenangkan, biar menjalaninya juga asyik.”
Menurut Diki, “Liburan itu benar-benar berhenti berkegiatan. Nggak melakukan apa-apa. Tidur seharian, misalnya.”
“Sangat tidak produktif,” kata Egi mengomentari Diki.
“Lho namanya juga liburan. Segalanya berarti mesti libur dong…” jawab Egi membela diri. “Masa libur-libur kerja, cari penghasilan.. itu namanya nggak punya sense of liburan!”
“Itu namanya liburan produktif, sambil menyelam minum air,” jawab Diki
Deni mengangkat bahunya. “Kalau aku yang penting liburan mesti bisa bikin fresh. Kalau kerja bisa bikin kamu jadi fresh sih jalanin aja…”
“Ih, mana ada kerja bikin orang jadi fresh. Jadi stress, barangkali…” potong Egi.
“Yah, maaf deh, gue pemalas, “kata Diki sambil menguap. “Jadi jangan suruh gue kerja pas liburan..”
“Tapi, kita kan mau menghabiskan liburan bareng-bareng. Gimana sih?” Tanya Deni kesal.
“Jangan sedih, kita tetap bisa liburan bareng dan tetap melakukan hal-hal yang kita sukai,” sahut Egi, santai. “Yang penting perencanaan, seperti aku selalu bilang.”
“Ah, kebanyakan rencana jangan Cuma satu,” kata Diki. “Mesti punya plan b, plan c, plan d..”
“Bikin plan melulu kapan liburannya?”
“Tenang , dimana ada keinginan, pasti akan ada jalan..” kata Diki memenangkan. “Beda itu biasa, namanya juga kita punya kepala yang berbeda..”
“Jadi kita mau kemana nih?”
“Kita mau ngapain?” potong Deni.
Egi mengibaskan tangannya. “Mau ke mana, atau ngapain, yang penting tujuannya tercapai.”
“Jadi yang penting tujuan?”
“Ya iya dong! Makanya kita perlu bikin rencana. Prosesnya boleh gimana aja, yang penting tujuannya tercapai.”
Kiki mengeluarkan notesnya dan mulai mencatat tujuan liburan mereka masing-masing, kemudian menyimpulkan, “Jadi.. kita perlu perencanaan liburan yang bisa membuat kita santai, sambil melakukan hal-hal belum pernah kita lakukan sehari-hari, sekaligus bisa menghasiklan!”
“Apakah kita akan ke Bali?” Deni bertanya.
“Kalau lo Cuma mau tidur-tiduran aja, ngapain mesti beli tiket untuk ke Bali,” jawab Diki. “Jadi mungkin nggak perlu ke Bali.” Deni cemberut.
“Lagian ke Bali kan mahal!” potong Diki.
“Jadi dalam kota aja?”
“Dalam kota juga seru. Why not?” sahut Egi.
“Piknik ke manaaaa… dalam kota kan sudah kita jelajah sampai tuntas. Lagian rutinitas kita sehari-hari juga di dalam kota aja,” protes Deni. “Dan yang paling penting, kalau Cuma dalam kota, gimana caranya aku mendapatkan penghasilan?”
“Kita bisa mendapatkan semunya. Kita bisa piknik, santai-santai, sekaligus dapat duit,” kata Egi sambil tersenyum.
“Kenapa kita nggak bikin tur dalam kota? Kita ajak orang-orang yang dari daerah atau dari dalam kota untuk menyulusuri tempat-tempat seru yang nggak biasa mereka datangi. Seperti tur ke tempat bersejarah di Jakarta? Tur ke Kepulauan Seribu, atau wisata kuliner… dengan begitu kita bisa melakukan sesuatu yang berbeda, santai-santai, sekaligus mendapatkan uang!”
“Wow..” Deni langsung bersemangat.
“Aku setuju banget! Siapa tahu kita bisa jadi pengusaha travel nantinya!”
“Kenapa nggak!” sahut Diki ikut bersemangat. “We have to start some where!”
Bahkan Deni tampak bersemangat. “Gimana dengan tur belanja? Mendatangi tempat-tempat menarik untuk shopping mulai dari pasar grosir, distro, sampai pasar baju second!”
“Yeah! Kenapa nggak!” sahut Egi. “Lo bisa tetep santai-santai, gue bisa punya kegiatan seru yang berbeda, dan kita tetap bisa punya penghasilan!”
“Ini bisa jadi liburan kita terhebat!”
“Makanya kita perlu bikin rencana.” sahut Deni sambil mengedipkan matanya.


Unsur Unsur Intrinsik
Tema : Liburan
Alur : Maju
Latar : Halaman belakang sekolah
Penokohan : Egi,
Deni,
Diki
Sudut Pandang : Orang ke 3
Amanat : kita harus memanfaatkan liburan dengan sebaik baiknya

0 komentar:

Posting Komentar